Panduan Merawat Orang yang Menderita Tuberkulosis di Rumah
3 min readPenderita tuberkolosis (TB) diharuskan berada dalam ruangan yang tidak banyak melakukan kontak fisik dengan manusia agar mereka tidak tertular. Namun, jika hal ini terjadi pada keluarga Anda, bagaimana perawatan pasien tuberkulosis di rumah dilakukan?
Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui jawabannya.
Panduan perawatan penderita Tuberkulosis di rumah
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyerang paru-paru penderitanya. Bahkan, bakteri ini juga dapat memengaruhi organ tubuh lainnya, sehingga cukup berbahaya.
Menurut WHO, para penderita tuberkulosis harus mendapatkan pengobatan yang intensif. Hal ini bertujuan agar penyakit mereka cepat disembuhkan dan tidak menularkannya kepada orang lain.
Maka itu, diperlukan pengetahuan khusus seputar perawatan penderita tuberkulosis di rumah Anda, seperti:
1. Memastikan pasien tuberkulosis tidak sembarangan keluar ruangan
Salah satu tips perawatan penderita tuberkulosis di rumah adalah memastikan mereka tidak sembarangan keluar ruangan isolasi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan penyakit kepada orang-orang di sekitarnya. Selain itu, Anda juga perlu memperingatkan orang yang ingin menjenguk pasien untuk menggunakan masker selama berada di ruangan tersebut.
Bahkan, tidak memperbolehkan anak kecil ikut menjenguk pun juga harus dilakukan. Dengan begitu, setidaknya Anda dapat mencegah penyebaran virus yang dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
2. Mengingatkan mereka untuk minum obat
Selain memastikan tidak ada yang keluar masuk ruangan isolasi sembarangan, perawatan pasien tuberkulosis di rumah dapat dilakukan dengan mengingatkan mereka untuk rutin minum obat.
Hal ini dikarenakan ketika obat tuberkulosis tidak dikonsumsi dengan benar, resistensi terhadap obat tersebut dapat berkembang. Maka itu, sebagai anggota keluarga yang baik, Anda perlu mengingatkan dan memastikan mereka minum obat sesuai jadwal yang ditentunkan.
Mungkin Anda dapat membuat jadwal di kalender atau mengatur alarm di ponsel untuk mengingatkan diri sendiri dan penderita tuberkulosis. Dengan begitu, mereka mungkin tidak akan melewatkan sesi minum obat yang sangat berperan penting dalam proses penyembuhan.
Selain itu, Anda juga perlu mengingatkan pasien agar tidak lupa untuk menghadiri sesi konsultasi rutin dengan dokter sesuai yang sudah dijadwalkan.
3. Mendengarkan keluh kesah
Bagian dari perawatan pasien tuberkulosis di rumah lainnya ternyata memerlukan kesabaran yang cukup tinggi karena Anda mungkin akan sering mendengarkan keluh kesah mereka.
Selama proses penyembuhan yang mungkin berlangsung selama 6-8 bulan ini, akan ada saatnya pasien merasa lelah dan ingin berhenti menjalankan pengobatan.
Misalnya, suami Anda baru saja didiagnosis menderita tuberkulosis dan terkadang merasa sangat khawatir tentang hasil tersebut. Penyakit ini sering menimbulkan perasaan ditolak dan diisolasi, sehingga penting bagi Anda untuk membantunya memahami kondisi dan perawatannya sejak awal.
Hubungan yang baik dapat dibangun dengan mendengarkan keluh kesah suami Anda. Pada awal pengobatan Anda mungkin dapat menjabarkan tentang kondisinya, pengobatan apa yang perlu dilakukan, dan apa saja yang akan berubah.
Biasanya, hal tersebut dapat mendorong pasien untuk lebih bersemangat berkonsultasi dnegan dokter dan mengonsumsi obat-obatan.
Menghabiskan waktu dengan pasien tuberkulosis sejak awal setidaknya dapat mengurangi risiko ketidakinginan mereka untuk menjalani pengobatan.
Jika Anda merasa kewalahan, perawatan anggota keluarga yang menjadi pasien TB di rumah dapat dilakukan dengan bantuan dari orang lain. Dengan begitu, Anda bisa mendampingi dan mendukung mereka dengan baik.[]